Catatan Hidup Seorang Aku
Wednesday, November 12, 2008
picisan hatiku3
Orang selalu menganggap orang yang diam dan mengikut itu boleh senang-senang diarah itu ini dan dimarah, dibantai atau dilakukan sesuka hati mereka. Apa mereka ingat, kalau orang-orang yang tidak pernah marah ini seorang lembik dan mudah mengalah?
Tidak sama sekali!
AKu suka ayat ini - dipetik dari ULASAN LEBIH ADIL BUAT TRIO
"Herman - Perginya mereka hanya memberikan inspirasi untuk lahirnya lebih ramai pejuang yang pemberani. Islam mengajar umatnya menghormati akan makhluk lain dimuka bumi ini, tetapi seandainya mereka sudah tidak menghormati umat Islam, dan menganggu penghuni alam lain dengan doktrin hedonisme dan terorisme maka mereka harus dan wajib dikirimkan ke neraka."
Samalah halnya dalam kehidupan. Kalau orang tidak mencari pasal, jangan sesekali kita mencari gaduh atau tidak boleh bertoleransi, tapi kalau orang sudah mula memijak kepala, PANTANGAN bagiku untuk mengalah. Kalau ada yang katakan aku ini pemberontak, yang memang aku akui yang aku sang pemberontak, tapi pemberontakan aku kalau sudah melepasi tahap kesabaranku. Saat itu, aku akan tidak mengira lagi siapa kamu, janji jangan biarkan kepalaku dialiri darah panas yang membuak. Kalau kemarahanku datang, aku dapat merasa yang aliran darah di telingaku dan kepalaku cukup panas dan menggelegak, saat itu, mulut aku tidak akan ada INSURANS.
Samalah halnya dengan agama. Memang agama menyuruh setiap umatnya bertoleransi dengan penganut agama lain, tapi kalau akhirnya, umat sendiri dibantai, atau dipijak kepala-kepala @ atau dicungkil matanya, apakah namanya tetap Islam kalau hanya melihat? Apakah menjadi kesalahan kalau bangun mempertahankan? Apakah saat itu, mempertahankan itu tetap dipanggil kejahatan,? Kalau itulah yang dipanggil kejahatan, tidak mustahil tragedi SABRA SATILLA akan berulang. Sungguh, apabila pertahanan diri sendiri tidak ada, terlalu percaya pada orang yang belum tentu percakapannya, anda sendirilah yang akan menjadi mangsanya.
Wallahulam.
Keluarga Amrozi Adakan Syukuran “Kemenangan”- Ia juga menampik berita-berita di berbagai media massa di mana dijelaskan bahwa almarhum Ali Ghufron dan Amrozi digambarkan meninggal dalam keadaan pucat. Gambaran seperti itu menurutnya hanya ditujukan agar pihak keluarga dan sahabatnya dalam keadaan sedih dan takut. Padahal yang terjadi tidaklah demikian.
Tidak sama sekali!
AKu suka ayat ini - dipetik dari ULASAN LEBIH ADIL BUAT TRIO
"Herman - Perginya mereka hanya memberikan inspirasi untuk lahirnya lebih ramai pejuang yang pemberani. Islam mengajar umatnya menghormati akan makhluk lain dimuka bumi ini, tetapi seandainya mereka sudah tidak menghormati umat Islam, dan menganggu penghuni alam lain dengan doktrin hedonisme dan terorisme maka mereka harus dan wajib dikirimkan ke neraka."
Samalah halnya dalam kehidupan. Kalau orang tidak mencari pasal, jangan sesekali kita mencari gaduh atau tidak boleh bertoleransi, tapi kalau orang sudah mula memijak kepala, PANTANGAN bagiku untuk mengalah. Kalau ada yang katakan aku ini pemberontak, yang memang aku akui yang aku sang pemberontak, tapi pemberontakan aku kalau sudah melepasi tahap kesabaranku. Saat itu, aku akan tidak mengira lagi siapa kamu, janji jangan biarkan kepalaku dialiri darah panas yang membuak. Kalau kemarahanku datang, aku dapat merasa yang aliran darah di telingaku dan kepalaku cukup panas dan menggelegak, saat itu, mulut aku tidak akan ada INSURANS.
Samalah halnya dengan agama. Memang agama menyuruh setiap umatnya bertoleransi dengan penganut agama lain, tapi kalau akhirnya, umat sendiri dibantai, atau dipijak kepala-kepala @ atau dicungkil matanya, apakah namanya tetap Islam kalau hanya melihat? Apakah menjadi kesalahan kalau bangun mempertahankan? Apakah saat itu, mempertahankan itu tetap dipanggil kejahatan,? Kalau itulah yang dipanggil kejahatan, tidak mustahil tragedi SABRA SATILLA akan berulang. Sungguh, apabila pertahanan diri sendiri tidak ada, terlalu percaya pada orang yang belum tentu percakapannya, anda sendirilah yang akan menjadi mangsanya.
Wallahulam.
Keluarga Amrozi Adakan Syukuran “Kemenangan”- Ia juga menampik berita-berita di berbagai media massa di mana dijelaskan bahwa almarhum Ali Ghufron dan Amrozi digambarkan meninggal dalam keadaan pucat. Gambaran seperti itu menurutnya hanya ditujukan agar pihak keluarga dan sahabatnya dalam keadaan sedih dan takut. Padahal yang terjadi tidaklah demikian.
posted by Mirip at 12:41 PM
0 Comments:
Post a Comment
<< Home